Kisah Pilu Alfian, Siswa SMK di Klaten yang Harus Kehilangan Kedua Tangan Saat Jalani PKL
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Kisah sedih harus dilalui oleh Alfian Fahrul Nabila seorang siswa kelas XII salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Kabupaten Klaten.
Remaja yang saat ini berusia 18 tahun itu harus merelakan kedua lengan tangannya diamputasi.
Hal itu terjadi karena dirinya tersengat aliran listrik bertegangan tinggi saat mengikuti praktik kerja lapangan (PKL) di sebuah perusahaan swasta yang ada di Klaten.
Saat ditemui Tribun Jogja di rumahnya yang beralamat di RT 02, Dukuh Dalem, Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Alfian menceritakan kembali kisah pilu tersebut.
Peristiwa nahas itu, kata Alfian begitu dia karib disapa, terjadi pada 9 Maret 2020.
Saat itu, ia bersama teman-temannya yang juga sedang PKL bersiap-siap untuk memasang tiang besi untuk antena wifi di daerah Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.
Alfian saat itu bertugas untuk naik ke atas genteng untuk memasang tiang besi tersebut.
Namun, saat di atas tiang besi yang ia bawa terjatuh dan menimpa aliran listrik dan dirinya.
"Saya mau masang wifi, saat itu naikan pipa buat tiang antenanya dulu. Saat naikkan pipanya saya nggak kuat dan ambruk menimpa aliran listrik dan saya sudah tidak sadar lagi selanjutnya bagaimana," ujar Alfian pada Tribun Jogja, Selasa (2/3/2021).
Putra sulung dari pasangan Wagimin (55) dan Tri Ismani (54) itu tersadar saat dirinya sudah berada di rumah sakit.
"Saat kejadian itu saya tidak sadar lagi. Saat itu saya di rawat di rumah sakit selama 44 hari dan baru pulang 3 hari sebelum Ramadhan tahun lalu," ujarnya.
Menurutnya, saat awal-awal kejadian semangatnya untuk meneruskan cita-cita sempat meredup.
Namun setelah beberapa waktu berlalu. Motivasi dan harapannya untuk meneruskan cita-cita yang hampir meredup kembali tumbuh.
Ia pun saat ini telah mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi mahasiswa ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) jurusan Pendidikan Teknik Komputer dan ke Universitas Diponegoro (Undip) jurusan Teknik Komputer.
"Saya mau serius belajar di bidang itu. Itu karena dari kecil memang hobi otak-atik barang-barang elektronik dan dinamo hingga komputer saat zaman-zaman warnet," ucapnya.
Alfian pun bercerita, jika kegiatannya saat ini lebih banyak di rumah dan mengikuti pembelajaran sekolah secara daring dari rumah.
Selain itu, pihak sekolah dan teman-teman di sekolahnya juga sering mengunjungi dirinya setiap pekannya.
"Kunjungan itu karena teman-teman ingin bermain atau untuk membahas soal-soal pelajaran," ucap Alfian.
Ia pun tidak memungkiri jika aktivitasnya saat ini cukup terbatas.
Untuk mengoperasikan laptop untuk belajar, Alfian berusaha memaksimalkan kedua kakinya.
Saat ini, kata orang tua Alfian, Wagimin, putra sulungnya itu berharap bisa mendapatkan bantuan tangan palsu robotik yang bisa mempermudah aktivitas anaknya tersebut.
"Hanya saja, untuk harganya terbilang cukup mahal," ujar pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani itu.
Oleh karena itu, pihak keluarga berinisiatif untuk menggalang donasi melalui rekening Bank Mandiri 138-00-1195374-7 atas nama Ida Komaria atau Bank BRI 6734-01-001103-53-3 atas nama Purwanto untuk membantu keinginan Alfian.
Penulis: Almurfi Syofyan
Editor: Muhammad Fatoni