Kasih Sayang Allah
Kamis (12/1) kami mengadakan kunjungan ke perpustakaan Mastrip Jombang. Saya membaca buku Taman Orang-Orang yang bertobat, karya Ibrahim Yusuf Ali Al Karazkani. Disitu disebutkan, kasih sayang Allah SWT melebihi kasih sayang ibu. Bahkan orang yang maksiat dan durhaka pun tetap disayang Allah SWT.
Alkisah, Nabi Nuh alaihissalam minta agar Allah SWT menurunkan azab hingga kaumnya musnah karena banjir bandang. Setelah itu, malaikat mendatangi Nabi Nuh yang bekerja sebagai pembuat keramik. Malaikat tadi sengaja membeli keramik satu per satu kemudian memecahkannya dihadapan Nabi Nuh. Menyaksikan itu, Nabi Nuh merasa sakit hati lalu bertanya; Mengapa engkau melakukan ini? Malaikat itu menjawab; Apa urusan anda, saya sudah membeli barang-barang itu dari anda?
Nabi Nuh lalu berkata; Benar, tapi bukankah saya yang telah mengolahnya.
Malaikat menjawab; Memang anda mengolah barang-barang ini, namun anda bukan penciptanya kan? Lalu mengapa anda merasa sakit hati ketika saya memecahkannya?
Kalau memang begitu, kenapa anda mendoakan kebinasaan bagi kaummu yang ingkar yang kini telah binasa akibat doamu?
Sebagai pencipta mereka, Allah SWT tentu sayang kepada mereka.
Akibat peristiwa inilah Nabi Nuh banyak menangis, sehingga dipanggil nuh (yang banyak merintih).
Oleh Ninis Hariyanti Maulidiyah, kelas 10 Akutansi SMK Unggulan NU Mojoagung