SMK Unggulan NU Mojoagung, Sekolah Kejuruan Berbasis Religi dan Pondok Pesantren

Contact Info

Jl. Sayid Sulaiman No 153 A Mancilan Mojoagung, Dusun Bandaran, Mancilan, Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur 61482
esemka_unggulan@yahoo.co.id
0857-3551-5955

Follow Us

Dirjen Diksi Dorong Perguruan Tinggi Vokasi Mampu Menjawab Tantangan Upgrade D-3

Dirjen Diksi Dorong Perguruan Tinggi Vokasi Mampu Menjawab Tantangan Upgrade D-3

Rabu, 24 Februari 2021 11:30


TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) telah mengeluarkan kebijakan baru yaitu peningkatan program Diploma Tiga (D-3) menjadi Sarjana Terapan atau Diploma Empat (D-4), beberapa waktu lalu.


Direktur Jenderal (Dirjen) Diksi Kemendikbud, Wikan Sakarinto mengatakan, perubahan zaman harus mampu disikapi dengan adaptasi yang tinggi. Peningkatan program D-3 menjadi sarjana terapan (S.Tr) merupakan salah satu bentuk adaptasi adanya perubahan tersebut.


Oleh karenanya, lulusan D-4 harus kompeten, baik secara kognitif, keterampilan nonteknis (soft skills), dan integritasnya. Hal itu adalah resep yang dinilainya harus ada dalam kurikulum D-4. Maka, pengembangan kurikulum harus berfokus pada karakter.


"Jangan hanya (berkutat) di keterampilan teknis (hard skills) saja karena yang dibutuhkan industri adalah pemimpin-pemimpin di lapangan," kata Wikan, dalam keterangannya, Rabu (24/2/2021).


Ia menekankan beberapa aspek keterampilan nonteknis (soft skills) yang dibutuhkan lulusan masa kini seperti kemampuan komunikasi, kepemimpinan, dan kerja sama. Ia pun memastikan bahwa proporsi pembelajaran vokasi tetap 60% praktek dan 40% teori.


Oleh karena itu, Wikan mengimbau para pemimpin kampus vokasi untuk memastikan bahwa keluaran kampus tidak hanya makalah (paper) penelitian, melainkan produk nyata.


"Namun, dari awal inputnya juga penting. Kalau tidak ada niat dan passion, menu D-4 seperti apapun tidak akan sukses. Maka, D-4 harus giat promosi, rebranding, dan edukasi kepada calon mahasiswa, orang tua, dan industri," imbau Wikan.


Wikan Sakarinto mendorong para pemimpin kampus vokasi merancang D-4 bersama industri selaku calon pengguna lulusan. Dengan demikian, lulusan vokasi semakin dikenal karena perguruan tinggi turut mengedukasi masyarakat tentang pendidikan vokasi.


Menurutnya, ketika semua politeknik dan kampus vokasi bergerak meningkatkan (upgrade) D-3 ke D-4 maka industri akan menyadari dan tertarik.


"Ayo kita buat (vokasi) lebih baik, jangan hanya ingin membikin ijazah diploma empat atau ijazah S-1 Terapan. Saya harap, niat bapak dan ibu membuat D-4 bukan hanya untuk asal lulus atau berjualan prodi," tutur Wikan.


Setidaknya, Wikan berkeinginan ada 50% mahasiswa D-4 masa depan yang berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), olahraga, seni, dan debat.


"Mahasiswa jangan hanya mengejar indeks prestasi kumulatif (IPK). Kita ingin menciptakan pemimpin masa depan, dan ini butuh mahasiswa yang kritis dan kreatif," harapnya.


Selanjutnya, kepada para pimpinan PTV agar tidak hanya berfokus pada kompetisi keterampilan teknis (hard skills) saja. Namun, pada aspek kognitif dan keterampilan nonteknis (soft skills) mahasiswa, sehingga mereka memiliki kemampuan yang memang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).


"Mindset hanya hard skills mohon ditinggalkan. Kita sudah ketinggalan zaman, kita terkotak di masa lalu, bahwa vokasi bikin tukang itu salah. Vokasi bikin pemimpin, kreator, inovator. Kita menghasilkan ahli dengan level tinggi, desainer yang solutif di dunia nyata. Makanya, nanti kurikulum semester satu di D-4 itu benar-benar penguatan soft skills dan hard skills yang seimbang," tuturnya. 


Ketua Forum Direktur Politeknik Negeri se-Indonesia (FDPNI), Zainal Arief menyampaikan masalah yang ditemukan pada keterserapan lulusan ada dua yaitu pengangguran terstruktur dan pengangguran gesekan.


"Pengangguran terstruktur adalah keadaan di mana lapangan kerja yang tersedia terbatas dan ada pencari kerja yang belum mendapatkan kerja. Solusinya adalah dengan menambah investasi dan menciptakan lapangan kerja baru," kata Zainal.


Menurut Zainal, yang menantang transformasi pendidikan vokasi adalah pengangguran gesekan, yaitu adanya ketidaksesuaian antara kualifikasi pencari kerja yang tersedia dengan lapangan kerja yang ada. Kualifikasi pencari kerja tidak sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.


"Ini dapat diatasi dengan penyelarasan pendidikan dengan dunia kerja," ucapnya.


Zainal berharap, program ini dapat berjalan dengan baik. Untuk lulusan kampus vokasi yang belum terserap optimal dalam pasar kerja maka peran transformasi pendidikan vokasi adalah menutup ketimpangan (closing the gap) dari politeknik dengan industri lewat penguatan hubungan dengan DUDI.


"Itu agar talenta kita sejalan dengan kebutuhan industri," pungkas Zainal. (Nal)




Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Dirjen Diksi Dorong Perguruan Tinggi Vokasi Mampu Menjawab Tantangan Upgrade D-3, https://jateng.tribunnews.com/2021/02/24/dirjen-diksi-dorong-perguruan-tinggi-vokasi-mampu-menjawab-tantangan-upgrade-d-3?page=2.
Penulis: m zaenal arifin
Editor: rival al-manaf


 


Related Post