DIDUKUNG KEMENDIKBUD, JATIM BAKAL JADI LUMBUNG VOKASI HEBAT
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
NEWS 04 January 2021 21:38
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud RI Wikan Sakarinto (Tangkapan Layar)
Jakarta, CNBC Indonesia - Jawa Timur diharapkan bisa menjadi 'lumbung' Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas, terkait dengan jebolan pendidikan vokasi terutama untuk sektor tertentu.
Di sinilah, peran Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi yang bagaikan 'mak comblang' dunia pendidikan dengan dunia industri harus selaras dengan kurikulum dan peningkatan kompetensi.
Bahkan menurut Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto, peran perempuan dalam dunia vokasi juga menjadi penting, terutama dalam sektor tertentu.
"Dunia vokasi yang harus menghasilkan real produk dan menghasilkan hal yang nyata. Karakter wanita Indonesia ini sangat baik sekali dan relevan sehingga bonus demografi bisa holistik yang terdiri dari kekuatan pria dan wanita. Dengan begitu Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yang benar-benar menjadi bonus," kata Wikan, belum lama ini.
Wikan mengatakan, sekolah vokasi bukan sekedar pencetak ijazah, yang kemampuan lulusannya masih dipertanyakan. Sekolah vokasi adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang dapat langsung terserap industri baik dari sisi soft skill maupun hard skillnya. Kurikulum yang dirancang pun bukan hanya sekedar berisi pengetahuan, melainkan pendidikan yang dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.
"Vokasi adalah pendidikan yang menuntun anak-anak menjadi pembelajaran mandiri dan menciptakan ilmunya. Filosofinya adalah menuntun anak-anak untuk mengisi apa yang dia senangi, yang penting untuk menjadi yang terbaik, jadi kurikulum kita bukan single measurement," katanya.
Wikan mengapresiasi perusahaan yang terlibat dalam pembinaan dan kerjasama dengan lembaga vokasi khususnya di tempat magang dan riset terapan untuk pengembangan kurikulum vokasi.
"Vokasi adalah untuk menciptakan pendidikan yang kompeten dan sesuai setiap anak yang masuk harus dengan gairah dan pasion baik itu perempuan dan laki-laki. Yang penting kompetensi, hard skill dan soft skill yang kuat jadi Ditjen vokasi bukan hanya mencetak ijazah tapi harus dengan kompetensi yang kuat," kata Wikan.
Yang juga menurutnya penting adalah, tak ada peraturan terkait penerimaan siswa baru di setiap SMK dan kampus vokasi di manapun. Semuanya murni prestasi dan kompetensi.
Saat ini vokasi pun tengah dikembangkan di wilayah Indonesia timur untuk pemerataan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia, terutama di wilayah perbatasan dan kawasan-kawasan industri baru.
Dalam kesempatan yang sama Vice CEO PT Pan Brothers Tbk (PBRX) Anne Patricia Sutanto, pengembangan industri harus sejalan dengan lndustri 4.0, dengan dengan digitalisasi maupun otomasi. Persiapan ini bukan hanya dilakukan oleh industri semata melainkan juga dunia pendidikan yang harus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompetensinya sesuai dengan kebutuhan industri melalui vokasi.
"Harus siap menjadi global citizen, Indonesia benar-benar luas sehingga harus dibangun infrastruktur. Selain itu perlu sosialiasi pemerintah daerah dan komitmen harus ada karena semua ada bebannya masing-masing," kata Anne.
Pengembangan SDM ini juga berlaku secara merata kepada masyarakat Indonesia tanpa ada batas gender ataupun geografis. Dengan begitu bisa tercipta SDM yang berkualitas, dan wirausahawan baru profesional yang dapat menginspirasi dan menjadi contoh bagi lulusan sekolah kejuruan atau vokasi.
Pan Brothers menjadi salah satu perusahaan yang sudah membina kerjasama dengan kampus vokasi dalam beberapa tahun terakhir, untuk tempat magang dan riset terapan dalam membina pengembangan kurikulum vokasi. Perusahaan yang berskala ekspor ini juga ikut andil dalam menciptakan pendidikan yang kompeten dan sesuai dengan passion siswa-siswi.
"Dari produk kami adalah wujud cinta dengan Indonesia, yang kita juga harus menunjukkan bahwa Indonesia itu benar-benar berkualitas dengan seluruh dunia itu negara maju itu. Jadi secara kualitas secara baik kita harus kompetitif dan wanita adalah bagian dari perjuangan mencintai Indonesia," katanya.
Ahmad Saufi menambahkan, pemerintah selalu mengupayakan pemerataan pendidikan tanpa mengenal gender. Hal ini dilakukan karena vokasi sangat terbuka bukan hanya untuk laki-laki melainkan perempuan. Selain itu sarana dan prasarana pendidikan vokasi menunjang keterlibatan perempuan untuk aktif cari ilmu, termasuk di bidang mesin perkakas, dan bidang ekonomi kreatif.
"Undang-undang kita juga tidak membedakan hak laki-laki dan perempuan mendapatkan pendidikan. Semua secara sistem tidak ada perbedaan kesempatan mendapatkan pendidikan begitu juga dalam vokasi," tutup Saufi.