SMK Unggulan NU Mojoagung, Sekolah Kejuruan Berbasis Religi dan Pondok Pesantren

Contact Info

Jl. Sayid Sulaiman No 153 A Mancilan Mojoagung, Dusun Bandaran, Mancilan, Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur 61482
esemka_unggulan@yahoo.co.id
0857-3551-5955

Follow Us

Benarkah Mahasiswa dengan IPK Tinggi Bakal Lebih Sukses dalam Karier?

Benarkah Mahasiswa dengan IPK Tinggi Bakal Lebih Sukses dalam Karier?

 

Perdebatan soal indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa dengan kesuksesan setelah kuliah seakan tidak ada habisnya.
 
Ada yang percaya IPK tinggi menjamin karier cemerlang, tapi ada pula yang meyakini nilai akademik di kampus tidak berpengaruh besar.
 
Terus, mana yang benar?
 
Well, menurut Direktur Jenderal(Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Wikan Sakarinto, IPK bukanlah penentu kesuksesan di masa depan.
 
“Kalau IPK itu adalah jaminan sukses maka itu salah. IPK tinggi, ya, itu memang harus tinggi. Kalau IPK-nya tidak mencukupi maka dia akan kesulitan untuk ditelepon untuk dunia kerja,” ujar dia, dikutip dari laman UNS.
 
Sebab untuk persiapan memasuki dunia kerja, Wikan menyebut mahasiswa jangan hanya mengandalkan ijazah kompetensi. Melainkan juga kemampuan kognitif, soft skill, dan karakter.
 
Wikan menyebut selama ini dunia kerja banyak mengeluhkan kualitas lulusan perguruan tinggi, yang dinilai kurang tahan terhadap tekanan, tidak dapat berkomunikasi, tidak dapat bekerja sama, kurang inisiatif, dan mudah bosan.
 
“(Oleh karena itu) setelah nanti diterima di dunia kerja, maka yang akan berfungsi selamanya yaitu soft skill,” kata dia.
 
Dosen Departemen Sistem Informasi ITS Tony Dwi Susanto menambahkan, sebagian besar mahasiswa yang ingin lulus cepat dengan IPK tinggi, biasanya tidak memiliki keahlian yang memadai untuk bisa menjadi nilai jual di dunia kerja.
 
Mereka terlalu memfokuskan diri untuk mendapatkan IPK tinggi selama masa studinya.
 
Oleh sebab itu, banyak lulusan sarjana yang belum mendapat pekerjaan karena tidak mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki.
 
Walaupun jumlah pengangguran yang disumbang oleh lulusan SD jauh lebih besar, tetapi kenyataan bahwa sarjana yang menganggur pada 2018 mengalami peningkatan merupakan hal ironis.
 
Hal ini dapat menjadi tamparan bagi mahasiswa, mengingat hanya 10 persen dari total masyarakat usia belajar yang bisa mengenyam pendidikan sarjana.
 
“Sepenting-pentingnya IPK, tidak akan menjamin kesuksesan. Untuk itu, mahasiswa diharapkan mampu memaksimalkan kesempatan dengan memperkaya ilmu pengetahuan dan keahlian,” tegas Tony.
 
Dia mengungkapkan, faktanya sebagian besar perusahaan tidak menggunakan IPK sebagai pertimbangan untuk merekrut karyawan. Yang seringkali menjadi atensi perusahaan besar ialah kemampuan sesuai bidang yang ditekuni.
 
Selama masih menyandang status mahasiswa, bukan masalah jika belum mengetahui berbagai bidang ilmu. Namun ketika sudah lulus, tidak ada alasan lagi untuk tidak mengetahui suatu hal. Terlebih lagi yang berkaitan dengan bidang yang dipelajari.
 
Maka itu, tidak sedikit mahasiswa yang lulus terlambat justru mendapat pekerjaan lebih cepat. Sebab, mereka dianggap lebih paham tentang apa yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
 
Tapi yang terpenting, mahasiswa tetap fokus memperkaya diri dengan keahlian, namun tidak lupa untuk meningkatkan IPK.
 
“Meskipun sudah memiliki keahlian yang bagus, tapi IPK-nya tidak memadai, ya, sama saja,” ucap dia.
 
Nah, mumpung masih kuliah, sebaiknya mulai memikirkan target perusahaan mana yang dinginkan. Sehingga memiliki waktu yang lebih lama untuk mempersiapkan keahlian yang dibutuhkan. Mulai dari membangun relasi sampai melakukan hal-hal bermanfaat untuk menunjang karier.
 
“Kesuksesan itu dipersiapkan bukan ditunggu. Siapa yang mempersiapkannya lebih awal, akan memperolehnya lebih awal pula,” tutup dia.

Related Post